Jakarta, kpu.go.id- Seluruh tahapan Pemilihan Umum
(Pemilu) 2014, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden, telah selesai diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Momentum
ini dimanfaatkan oleh para peserta Presidential
Friends of Indonesia (PFoI) untuk
melakukan kunjungan kohormatan atau courtesy
ke Kantor KPU RI, Jl. Imam Bonjol No. 29 Jakarta, Rabu (13/8).
Bertempat di Ruang Rapat Lantai I KPU RI,
Sekretaris Jenderal KPU RI, Arief Rahman Hakim beserta jajaran, menerima
peserta PFol, yang terdiri dari
Amerika Serikat, Australia, China, Fiji, India, Jepang, Korea Selatan, Myanmar,
Prancis, dan Peru. Hadir pula bersama mereka, Direktur Diplomasi Publik
Kementrian Luar Negeri, Al Busyra Basnur beserta jajarannya.
Dalam sambutannya, Arief Rahman Hakim
menyampaikan permohonan maaf karena Ketua dan Komisioner KPU RI tidak bisa
hadir dalam acara ini, sebab masih disibukkan dengan dua persidangan, yakni di
Mahkamah Konstitusi (MK) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Mengawali diskusi, Al Busyra Basnur menyampaikan
sambutan sekaligus memperkenalkan para peserta PFoI yang hadir. Ia mengungkapkan, program PFoI ini diselenggarakan sejak 2008. Tujuannya adalah untuk
memberikan pemahaman kepada peserta PFoI
pengetahan dan informasi tentang Indonesia dari tangan pertama.
“Mereka ini adalah bagian dari kawan-kawan dan
sahabat kita (dari Indonesia) yang begitu banyak jumlahnya di luar negeri.
Mereka mencintai Indonesia. Banyak sebenarnya kawan-kawan kita di luar negeri.
Tapi mereka (PFoI) ini very-very special friends of Indonesia.
Sehingga karena spesialnya itu, kita jadikan beliau-beliau sahabat presiden.
Nah, itulah namanya PFoI,” papar Busyra.
Setelah itu, satu demi satu peserta PFoI
memperkenalkan diri serta mengungkapkan harapan dan tujuannya mengikuti program
ini. Seperti Prof Nay One dari Institut English Yangon, Myanmar. Ia
mengungkapkan bahwa dirinya turut mengikuti dan mempelajari Pemilu di
Indonesia, karena tahun depan Myanmar juga akan menggelar Pemilu.
Demikian halnya Prof Dr Koh Yong Hun dari
Hankuk University, Korea, yang memiliki program studi untuk Indonesia. “Kami
sebenarnya di Korea sangat mengawas (mengikuti) kegiatan ini karena memang
situasinya penting sekali,” ungkap Hun dalam bahasa Indonesia.
Sementara itu, Xu Liping dari Tiongkok, yang
bekerja di Chinese Academy of Social Science, menngungkapkan penghargaannya
terhadap Anggota KPU. “Karena KPU di Indonesia sudah menyelenggarakan pemilihan
yang paling besar dalam satu hari di dunia. Ini pekerjaan yang luar biasa.
Kemudian, meskipun dengan jerih payah dan harus bekerja keras menjadi termohon
di MK. Tapi anggota-anggota KPU tidak marah, tapi mendorong semuanya mendorong
diselesaikan (secara) hukum di sini. Ini yang saya hargai,” ujar Xu Liping.
Setelah sesi perkenalan acara berlanjut ke sesi
diskusi. Para peserta PFoI menyampaikan berbagai pertanyaan seputar kejadian
dan proses yang terjadi selama Pilpres 2014 kepada Sekjen KPU. Diantaranya
mengapa pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1. Ir. H. Prabowo Subianto-H.M. Ir.
Hatta Rajasa menggugat hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Arief menjawab
karena hal itu dimungkinkan secara konstitusi di Indonesia.
Pertanyaan-pertanyaan lain dari peserta PFoI
ialah seputar proses Pemilu, seperti mengenai pengiriman logistik ke
daerah-daerah pelosok tanah air, kemudian sosialisasi terhadap para pemilih
pemula, yang umumnya, sebagaimana di Korea, kurang antusias terhadap Pemilu.
Semua itu mendapat penjalasan yang lugas dan gamblang dari Sekjen KPU. (bow/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)